apa yang dimaksud dengan tangga nada diatonis

Pengertian Tangga Nada: Jenis, Urutan Dan Contohnya

Pengertian Tangga Nada – Siapa sih yang tidak suka mendengarkan musik? Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak orang yang gemar mendengarkan musik, dari mulai musik pop, R&B, jazz, dan lainnya. Tetapi, apakah kamu tahu apa itu nada? Alunan musik yang enak didengar membuat banyak orang gemar mendengarkannya setiap hari. Perlu kamu ketahui, di dalam musik terdapat hal yang sangat penting yaitu tangga nada.

Banyak dari kita yang hanya memahami nada saja, namun tidak mengetahui apa saja jenisnya dan juga pengertiannya. Nah, supaya lebih paham tentang apa itu tangga nada. Berikut ini Wisatarumahjiwa akan menjelaskan pengertian tangga nada dan beberapa jenisnya.

Pengertian Tangga Nada

Tangga nada adalah susunan yang berjenjang dan berasal dari nada-nada pokok dari sebuah sistem nada. Mulai dari nada dasar sampai dengan nada oktaf, yaitu do, re, mi, fa, so, la, si, do. Namun, ada pula yang menyebut bahwa tangga nada merupakan susunan dari sebuah nada yang dirangkai dengan menggunakan rumus interval dari nada tertentu.

Apa itu interval nada? Jadi, interval nada adalah jarak antara nada yang satu dengan nada yang lain. Jarak tersebut beragam, ada yang memiliki jarak ½, ada yang 1, dan juga ada yang 2. Dari jarak tersebut nantinya akan menentukan sebuah variasi nada dan juga jenis tangga nada yang dihasilkan.

Sementara itu, di dalam tangga nada terdapat tiga jenis tangga nada yang berbeda-beda. Antara lain, tangga nada diatonis, pentatonis, dan juga kromatis.

Di dalam sebuah musik, tangga nada tersebut berfungsi sebagai instrumen yang bisa membuat sebuah lagu dapat didengar dengan harmonis dan indah. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa tangga nada merupakan susunan dari beberapa not lagu yang disusun secara berurutan.

Pelajari tangga nada beserta teori musik lainnya pada buku Aku Suka Musik. Kalian juga bisa mempelajari cara membaca not balok dan juga not angka yang ada pada alat musik.

Jenis-jenis Tangga Nada

Tangga nada sendiri terdiri dari 3 jenis, dimana dari ketiga jenis tersebut nantinya akan dibagi lagi sesuai dengan jenis nadanya masing-masing. Apakah kalian bingung? Nah, supaya tidak bingung, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Jenis Tangga Nada Diatonis

Jenis tangga nada yang pertama adalah tangga nada diatonis. Tangga nada yang satu ini merupakan tangga nada yang memiliki tujuh nada yang berbeda di dalam satu oktaf. Tujuh nada tersebut nantinya akan diakhiri dengan satu nada yang berulang.

Kemudian, jarak antara not maupun nada diatonis adalah satu dan setengah. Salah satu contoh dari tangga nada diatonis adalah C mayor. Dimana nada ini dimulai dari do diteruskan dengan A minor yang dimulai dari La.

Diatonis merupakan salah satu pengetahuan dasar dari sebuah teori musik. Terutama pada musik yang berasal dari Negara Barat seperti Eropa.

Lalu, tangga nada diatonis dibagi lagi menjadi dua jenis. Pertama adalah tangga nada mayor. Kedua adalah tangga nada minor.

a. Tangga Nada Diatonis Mayor

Tangga nada diatonis mayor merupakan salah satu tangga nada yang umum digunakan pada sebuah musik. Jarak antara nada atau not pada diatonis mayor adalah 1-1-½-1-1-1-½. Nah, contoh dari tangga nada diatonis mayor yaitu C mayor. Tangga nada ini terdiri dari do, re, mi, fa, so, la, si, do.

Jika nada ini dimainkan, umumnya diatonis mayor akan memiliki nuansa musik yang ceria dan juga menyenangkan.

Berikut adalah contoh lagu daerah yang menggunakan diatonis mayor:

1. Berkibarlah Benderaku
2. Bintang Kecil
3. Bangun Pemudi Pemuda
4. Gebyar Gebyar
5. Balonku

Kunjungi Juga : Cara Mengirim Lamaran Kerja Lewat Email Yang Benar

b. Tangga Nada Diatonis Minor

Jika diatonis mayor merupakan tangga nada yang bernuansa ceria, berbeda dengan tangga nada diatonis minor. Tangga nada ini justru memiliki nuansa musik yang melankolis dan cenderung sedih.
Nada ini memiliki jarak antara nada yaitu 1-½-1-1-½-1-1. Sedangkan untuk contoh tangga nada ini yaitu A minor. Nada tersebut terdiri dari la, si, do, re, mi, fa, sol, la.

Berikut ini adalah beberapa contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada diatonis minor:

1. Syukur
2. Bagimu Negeri
3. Indonesia Pusaka
4. Ambilkan Bulan
5. Bintang Kejora

Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai tangga nada diatonis, mulai dari diatonis mayor hingga diatonis minor.

2. Mengenal Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada pentatonis atau yang juga disebut sebagai pentatonic scale merupakan jenis tangga nada yang paling umum digunakan pada sebuah musik. Dikutip dari Encyclopedia Britannica mengungkapkan bahwa tangga nada jenis ini memiliki lima nada yang berbeda-beda. Sehingga nada ini memiliki lima nada dalam satu oktaf.

Tangga nada pentatonis sudah ada sejak pertama kali musik berkembang. Hal ini terbukti bahwa tangga nada ini sudah ditemukan di dalam musik-musik yang ada di dunia. Penggunaan nada ini bisa dipakai untuk musik modern dan juga musik tradisional.

Sama seperti tangga nada diatonis, tangga nada pentatonis juga dibagi menjadi dua jenis. Apa saja jenisnya? Jadi, tangga nada pentatonis terdiri dari tangga nada pelog dan juga slendro. Keduanya dapat digunakan di alat musik tradisional seperti alat musik gamelan. Di bawah ini adalah penjelasan lengkapnya.

a. Tangga Nada Pelog

Tangga nada pelog memiliki karakter nada yang menyenangkan dan juga memiliki kesan penghormatan. Tangga nada yang satu ini mempunyai lima nada yang memiliki perbedaan jarak cukup besar. Nada tersebut adalah do, mi, fa, sol, si.

Berikut ini adalah beberapa contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pelog:

1. Pitik Tukung yang berasal dari Jawa Tengah
2. Gundul-gundul pacul yang berasal dari Jawa Tengah
3. Ngusak Asing yang berasal dari Bali
4. Karatagan Pahlawan yang berasal dari Jawa Barat
5. Macepet Cepetan yang berasal dari Bali

b. Tangga Nada Salendro

Hampir sama dengan tangga nada pelog, tangga nada yang satu ini juga memiliki karakter nada yang menyenangkan dan juga lincah. Namun jarak antar nadanya cukup kecil, berbeda dengan tangga nada pelog yang memiliki jarak nada yang cukup besar. Nada tersebut adalah do, re, mi, sol, la.

Berikut ini adalah beberapa contoh lagu yang menggunakan nada salendro:

1. Lir Ilir yang berasal dari Jawa Tengah
2. Te Kate Dipanah yang berasal dari Jawa Tengah
3. Cing Cangkeling yang berasal dari Jawa Barat
4. Keraban Sape yang berasal dari Jawa Tengah
5. Cublak-cublak Suweng yang berasal dari Jawa Tengah

Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai tangga nada pentatonis. Apakah kalian tertarik untuk membuat lagu dari nada tersebut?

3. Mengenal Tangga Nada Kromatis

Jenis tangga nada yang terakhir adalah tangga nada kromatis. Tangga nada ini terdiri dari 12 nada yang tersusun dengan interval setengah nada di setiap notnya. Sebenarnya, tangga nada ini merupakan turunan dari diatonik mayor. Di bagian nada yang lain pada nada diatonik mayor kemudian dipecah menjadi ½ dan ½ di tangga nada kromatis.

Jenis tangga nada yang satu ini memang cukup banyak digunakan di berbagai jenis lagu atau musik jazz, rohani, pop, dan juga beberapa lagu rock. Contoh lagu yang menggunakan tangga nada kromatis adalah Bungong Jeumpa yang berasal dari Aceh dan Indonesia Pusaka yang diciptakan oleh Ismail Marzuki.

Dari beberapa penjelasan yang sudah disampaikan di atas, kita sudah belajar mengenai perbedaan jenis tangga nada. Mungkin akan sedikit sulit dipahami ya, terlebih untuk kita yang masih awam di dunia musik. Namun kamu tidak perlu khawatir, karena dalam bermusik tentu kita membutuhkan proses yang tidak mudah.

Tips untuk kamu yang sedang belajar musik, sebaiknya jangan hanya belajar teorinya saja tapi perlu langsung mempraktikannya. Sebab, praktik sendiri merupakan salah satu hal paling penting untuk mewujudkan teori-teori yang sudah kita pelajari sebelumnya.

Intinya, kamu bisa belajar sambil praktik. Sama halnya ketika kita ingin bermain gitar. Kita tidak hanya butuh belajar tentang not-notnya saja. Tapi perlu praktik langsung untuk memainkan gitarnya secara langsung. Dalam belajar musik, kita memerlukan repetisi sesering mungkin. Sering dilakukan, sering dipraktikkan, dan sering diulangi, sehingga akan lebih mudah mahir.

Tidak harus belajar selama berjam-jam, kamu hanya cukup mengulangnya sesering mungkin selama 15 atau 30 menit per hari. Dengan begitu, proses belajar musik akan lebih berkembang dan cepat hafal. Semakin sering dipraktikkan, maka akan semakin mudah memahami setiap tangga nada yang dipelajari.

Mengenal Urutan Tangga Nada

1. Tangga Nada Modal

Tangga nada modal atau yang biasa disebut skala modal merupakan urutan nada yang paling awal. Sebelum mengenal tangga nada ini lebih jauh, yuk simak penjelasan lengkap mengenai nama dan juga jenis-jenis tangga nada modal.

Skala modal ini terdiri dari 7 tangga nada, yaitu Ionian, dorian, phrygian, lydian, mixolydian, aeolian, dan yang terakhir locrian. Dari ketujuh nada tersebut, kamu harus hafal urutannya ya guys.
Urutan skala modal yang pertama adalah Ionian dan skala yang terakhir adalah Locrian. Kemudian ada beberapa skala modal yang berupa mode mayor dan beberapa bagian lagi berupa mode minor.

Dimana masing-masing tangga nada menghasilkan nuansa musik dan berbeda. Supaya kamu mudah memahaminya, berikut ini adalah penjelasan lanjutannya.

Tangga nada modal merupakan sebuah penamaan nada yang urutannya berdasarkan nada ke berapa skala tersebut dimulai. Misalnya, coba kamu cek tangga nada yang mulainya dari C=Do. Lalu nada tersebut akan membentuk tangga nada yang seperti ini, C-D-E-F-G-A-B-C. bisa dilihat kalau nada yang pertama dari tangga C adalah C. Kemudian diikuti dengan nada D, lalu E dan seterusnya.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa urutan tangga nada di atas adalah, C merupakan Ionian, nada D merupakan Dorian, E merupakan Phrygian, nada F adalah Lydian, nada G merupakan Mixolydian, nada A merupakan Aeolian, dan terakhir nada B adalah Locrian. apakah kamu paham sampai disini?

Jika kamu akan memainkan skala modal, maka kamu harus memperhatikan urutan yang benar, mulai dari Ionian, Dorian, Phrygian, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan Locrian. Apabila kamu sudah hafal urutannya, kamu akan lebih mudah dalam merangkainya. Misalnya skala modal dari G Mixolydian, itu artinya tangga nada dasar yang sedang kamu mainkan adalah nada C.
Jika belum paham, kamu bisa melihat tabel nada yang ada di bawah ini:

Ketika kamu sedang memainkan lagu dengan tangga nada C. Maka kamu dapat memainkan tangga nada tersebut berdasarkan tabel di atas. Contohnya, ketika kamu bermain di tangga nada C, kemudian kamu memainkan melodi dari A minor. Maka skala nada A yang sedang kamu mainkan yaitu skala Aeolian. Apabila kamu bermain musik di tangga nada D. Maka kamu akan memainkan skala D Dorian.

Sebagai contoh, ketika kamu memainkan lagu yang menggunakan nada seperti berikut ini, Dm…?|G7…|Cmaj7… Maka nada Dm disini menggunakan skala Dorian. Sedangkan nada G7 menggunakan skala Mixolydian. Lalu nada Cmaj7 menggunakan skala Ionian. Skala-skala tersebut umumnya akan kerap ditemukan pada musik atau lagu jazz.

Penggunaan skala di atas seringkali digunakan oleh musisi atau komposer musik jazz saat mereka ingin memainkan sebuah komposisi. Sehingga ketika music director maupun pimpinan band mengungkapkan akan memainkan dari nada G Mixolydian, maka semua anggota pemain akan bermain di skala modal tersebut tanpa meninggalkan rootnya yang ada di tangga C.

Kita coba untuk melihat contoh lainnya. Ketika saat ini kamu sedang memainkan tangga nada yang dimulai dari Do=G. Maka kamu akan memperoleh tangga nada seperti berikut ini: G-A-B-C-D-E-F#-G’. Dengan menggunakan rumus yang sama, kamu sudah bisa memainkan melodi menggunakan skala modal yang dimulai dari nada G. Sehingga skala yang kamu gunakan adalah G Ionian, nada A Dorian, nada B Phrygian, nada C Lydian, nada D Mixolydian, nada E Aeolian, dan nada F# Locrian.

Rumusnya tetap sama dengan yang ada di tabel atas. Apabila kamu sedang memainkan nada E Aeolian, itu artinya kamu sedang memainkan skala modal E di tangga nada G.

2. Tangga Nada Penuh

Tangga nada penuh atau yang biasa disebut dengan skala penuh merupakan skala nada yang memiliki jarak antar nada satu not penuh. Sehingga yang ada di dalam tangga nada ini semua jarak antar nada tidak ada yang memiliki jarak setengah. Supaya bisa lebih mudah memahaminya, kamu dapat membandingkan skala penuh dengan tangga nada mayor. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jarak nada di skala mayor mempunyai interval nada seperti ini: 1, 1, ½, 1, 1, 1, ½. Jika diaminkan di tangga nada C maka akan seperti ini, C-D-E-F-G-A-B-C.

Kemudian pada tangga nada ini, kamu juga akan menemukan interval nada yang berjarak satu not penuh. Dimana antar notnya akan seperti ini: not asal, 2nd, 3rd, #4, #5, b7. Jika dimainkan pada tangga nada Do=C, maka akan berbentuk seperti C, D, E, F#, G#, Bb.

Mengapa skala penuh harus dipelajari? Dengan mempelajari skala penuh, kamu akan memiliki pengetahuan lebih luas mengenai not. Kemudian, kamu juga akan lebih mudah mengeksplorasi nada lebih jauh. Semakin banyak pengetahuan yang kamu miliki, maka akan semakin baik kan?

Nah, itulah beberapa pembahasan perihal mengenal tangga nada. Mulai dari pengertian, jenis nada, dan juga contoh-contoh lagu yang menggunakan tangga nada tersebut. Hal ini mungkin akan sangat bermanfaat bagi kamu yang memiliki cita-cita menjadi komposer musik atau pencipta lagu. Sebab, musik tidak hanya rangkaian dari nada-nada saja. Tapi kamu juga perlu mengenali nada-nada tersebut lebih mendalam. Supaya musik yang kamu hasilkan memiliki nuansa yang indah dan enak didengar oleh banyak orang.

© 2022 • WISATARUMAHJIWA.COM